Tentang Syariat, Tarekat, Hakekat dan Makrifat

"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang" (Al-Fatihah/1:1)

Diantara pembaca sudah barang tentu ada yang belum tahu asal muala terdapatnya istilah diatas yaitu Sejarah Syariat, Tarekat, Hakekat dan Makrifat. Oleh karena itu penulis ingin membahas mudah-mudahan dapat kita pahami bersama sejarah istilah tersebut bisa muncul.

Sebenarnya istilah ini sudah jauh-jauh waktu ada hanya saja keberadaannya tidak lantas di patenkan menjadi bagian terpisah seperti sekarang ini. Contohnya untuk Syariat, bicara Syariat sebenarnya orientasi Syariat dalam Islam sangat luas sebab Syariat Islam bersumber Al-Quran dan As-sunnah. Didalam Al-Quran dan As-Sunnah terdapat arti dari keberadaan Tarekat, Hakekat dan, Makrifat.

Untuk dapat memecah suatu persoalan apapun itu menjadi wajib hukumnya untuk kita kembalikan kepada Al Quran dan Sunnah perlu kita garis bawahi adalah prosentase terbanyak Al Quran berisi Tentang Sejarah. Artinya untuk menggali suatu kebenaran Al Quran menuntun kita kepada sejarah. Tinggal bagaimana Anda memaknai sejarah dalam kehidupan, apakah hanya sebatas cerita saja?

Sejarah Syariat Ada dan sampai akhirnya turun kemuka bumi pertama kali adalah sejak nabi Adam diciptakan. Lantas apa isi Syariat ketika itu? Al-Quran dan sejarah bicara disini. terdapat lebih dari satu ayat/ Firman Allah dalam Al-Quran tentang Syariat adalah sebagai berikut:

وَلَقَدْ خَلَقْنَٰكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَٰكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلَٰٓئِكَةِ ٱسْجُدُوا۟ لِءَادَمَ فَسَجَدُوٓا۟ إِلَّآ إِبْلِيسَ لَمْ يَكُن مِّنَ ٱلسَّٰجِدِينَ


"Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu kami bentu tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud". (QS Al-A'raf/7:11)

Apa Itu Syariat?
Adakah korelasi antara perkataan Allah diatas dengan arti Syariat itu sendiri? Agar mudah-mudahan paham perlu penulis bahas arti dari Syariat. Syariat secara etimologi berasal dari bahasa [arab: الشريعة] artinya "sangat rumit". Indonesia punya versi sendiri begitupun arab. Pertanyaannya berasal dari mana bahasa tersebut? lalu harus merujuk kemana agar mendapatkan arti sebenarnya?

Disinilah kesulitan orang Indonesia kalau sudah dihadapkan dengan suatu istilah kata yang memiliki arti dan, kata tersebut bukan milik Indonesia kerap terjadi perbedaan paham akhirnya berbeda pengertian - salah persepsi dalam implementasinya. Ironinya masyarakat Indonesia cukup saja dengan faham figuritas dilingkungannya sebagai patokan tanpa ada usaha untuk mencari tahu sumber aslinya (dengan membaca).

Syariat berdasarkan bahasa versi arab dan orang arab yang telah mengumpulkan berbagai asal kata Syariat, beserta pengertiannya adalah sebagai berikut:

[1] Masyra’ah al-mâ’ (sumber air). Hanya saja sumbr air tidak mereka sebut syarî’ah kecuali sumber itu airnya sangat berlimpah dan tidak habis-habis (kering). Kata syarî’ah itu asalnya dari kata kerja syara’a. kata ini menurut ar-Razi dalam bukunya Mukhtâr-us Shihah,[2] bisa berarti nahaja (menempuh), awdhaha (menjelaskan) dan bayyan-al masâlik (menunjukkan jalan). Sedangkan ungkapan syara’a lahum – yasyra’u – syar’an artinya adalah sanna (menetapkan). Sedang menurut Al-Jurjani, syarî’ah bisa juga artnya mazhab dan tharîqah mustaqîmah (jalan yang lurus).[3] Jadi arti kata syarî’ah secara bahasa banyak artinya... (pusing dah).

Walau pusing namun demikianlah adanya... Bisa disimpulkan Syariat menurut istilah Syariat adalah sumber air, sumber untuk mencari penjelasan, petunjuk jalan, menetapkan suatu persoalan dengan jalan yang lurus dalam kehidupan sumber disini berasal dari Al-Quran dan As-Sunnah atau Syariat yang lurus harus berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah berisi Perintah dan Larangan (Aturan/ Pedoman hidup) secara universal.

Insya Allah - Bersambung